Ironis memang jika membicarakan kemiskinan di wilayah Karangasem, Bali. Bagaimana tidak, mantan Bupatinya, I Wayan Gredeg yang dua periode terpilih, justru masuk daftar urutan bupati dengan kekayaan terbesar di Indonesia.
Potret Kemisikinan itu terlihat dari sosok I Wayan Sari alias Sari Enggung dari Dusun Panek Desa Ban Kecamatan Kubu Karangasem. Pria berumur 80 tahun ini hidup di lahan kosong milik warga dengan mendirikan gubuk dari ranting pohon dan daun kering.
Bahkan alas tempat tidur yang digunakan sebuah papan serutan kayu tanpa kapuk dan spon empuk.
Penderitaan kakek sebatang kara yang kerja serabutan ini pun terdengar juga di telinga Made Mangku Pastika, Gubernur Bali. Atas perintah Pastika, Biro Humas Setda Provinsi Bali pun menyambangi langsung kediaman Enggung.
Tampak dalam gubuk yang kosong melompong hanya terdapat tempat tidur yang terbuat dari kulit kayu papan. "Kalau pas musim hujan, saya sering tidak bisa tidur karena basah semuanya, tuturnya sedih dengan menggunakan bahasa Bali.
Untuk menuju ke gubuknya, tidaklah mudah. Tim biro humas harus melewati medan yang cukup berat dan jauh dari keramaian melewati jalan setapak, tegalan warga dan harus melewati sungai Tukad Bumbung.
Enggung yang sehari harinya hanya bekerja membantu kerabatnya menyabit, hidup serba kekurangan. Dia pun mengakui sangat membutuhkan jatah raskin dari pemerintah. Soal ditambah atau lebih baginya tak masalah karena hidup sendiri.
Sementara itu Perbekel Desa Ban I Wayan Potag menyampaikan, Enggung merupakan salah satu dari warganya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Saat ini, di desanya sampai dengan bulan Desember 2015, terdapat 1.133 rumah tangga sasaran.
Penderitaan kakek sebatang kara yang kerja serabutan ini pun terdengar juga di telinga Made Mangku Pastika, Gubernur Bali. Atas perintah Pastika, Biro Humas Setda Provinsi Bali pun menyambangi langsung kediaman Enggung.
Tampak dalam gubuk yang kosong melompong hanya terdapat tempat tidur yang terbuat dari kulit kayu papan. "Kalau pas musim hujan, saya sering tidak bisa tidur karena basah semuanya, tuturnya sedih dengan menggunakan bahasa Bali.
Untuk menuju ke gubuknya, tidaklah mudah. Tim biro humas harus melewati medan yang cukup berat dan jauh dari keramaian melewati jalan setapak, tegalan warga dan harus melewati sungai Tukad Bumbung.
Enggung yang sehari harinya hanya bekerja membantu kerabatnya menyabit, hidup serba kekurangan. Dia pun mengakui sangat membutuhkan jatah raskin dari pemerintah. Soal ditambah atau lebih baginya tak masalah karena hidup sendiri.
Sementara itu Perbekel Desa Ban I Wayan Potag menyampaikan, Enggung merupakan salah satu dari warganya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Saat ini, di desanya sampai dengan bulan Desember 2015, terdapat 1.133 rumah tangga sasaran.
Sedangkan untuk rumah yang tidak layak huni sekitar 533 dari 15 banjar dinas, meskipun sudah dianggarkan dari dana Anggaran Dana Desa (ADD) untuk tahun 2016 untuk 17 unit dengan ukuran 3x5m.
Sebagai bantuan awal Pemprov Bali memberikan bantuan berupa beras dan sejumlah uang. Sedangkan untuk bantuan bedah rumah masih terdapat kendala mengingat tanah yang ditempati bukan miliknya.
Sebagai bantuan awal Pemprov Bali memberikan bantuan berupa beras dan sejumlah uang. Sedangkan untuk bantuan bedah rumah masih terdapat kendala mengingat tanah yang ditempati bukan miliknya.
Di samping itu terkendala dengan proses administrasi di mana saat ini yang bersangkutan belum memiliki Kartu Keluarga karena hidup sebatang kara.
0 Response to "WOW..!!! SUNGGUH IRONIS DENGAN KAKEK YANG HIDUP SENDIRI DI GUBUK DARI RANTING KERING"
Post a Comment